Tuesday, February 9, 2010

Megat Seri Rama

di balik kelapa condong ini
aku menunggumu penuh debar dan getar;
sekian tahun aku berhamba diri
laut mana tidak kuredah
pulau mana tidak kusampai
memburu lanun dan penjarah
demi maruah dan nama
sebuah kota negeri yang gagah.

Laksamana Bentan gelaranku
Megat Seri Rama nama batang tubuhku
pada hari jumaat mulia ini
kutunggumu paduka sultan – ketika
engkau sedang dijulang ke masjid
nah! Terimalah bisa kerisku
yang bertahun kusimpan setia
tanpa pernah ada secuil kecil
niat untuk sembah derhaka.

harga seulas nangka
dari kebun sultan amat mahal,
terlebih mahal dari harga nyawa
seorang Dang Anum, isteriku
yang mengidam dan berbadan dua.

tekadku telah bulat
perahu yang kuapung ke kuala
tak kan kumudikkan kembali he hulu:
Megat Seri Rama namaku,
telah bersedia dan penuh rela
memanggung dan memikul sumpah
meskipun tujuh keturunanku
akan dimuntahi darah!

Kg. Kelantan,
Kota Tinggi

4 comments:

Sham al-Johori said...

fuh,
hebat...hebat...hebat...

Rusdi Abd Rahman said...

Tuan,
Walau hanya sempat ke Kota Tinggi sehari cuma namun amat berkesan dan banyak kesannya ditinggalkan.

edolah said...

pabila menghayatinya terasa nada dan semangat menghampiri "tok janggut".. tapi tetap tok janggut juga..
'mutiara tetap mutiara..meski pun terpendam di perut tiram...jauh pada dasar lautan"...

Rahimidin Z said...

Syeikh Sham...tak hebat, ini hanya diari puisi...macam Nassury selalu sebut.

Tuan RAR, itu baru pergi sehari, kalau banyak hari tentu lagi banyak yang terhasil....

Tuan Edolah, Tok Janggut dalam episod yang lain, tetapi hampir sama.